Universitas Gadjah Mada meresmikan kantor Innovative Academy Hub sebagai rumah kreatif bagi para pengembang karya aplikasi digital, Jumat (2/3). Rumah sebagai tempat berkumpul anak muda kreatif ini bisa digunakan oleh para mahasiswa dan publik untuk menyalurkan ide dan gagasan dalam pengembangan aplikasi. Rumah kreatif yang berada di Bulaksumur H-6 ini menyediakan beberapa ruang dengan difasillitasi akses internet gratis berkecepatan tinggi. Setiap ide kreatif yang dihasilkan selanjutnya akan dikompetisikan dalam innovative academy yang akan dilaksanakan oleh UGM dan nantinya para pemenang diikutkan dalam seleksi untuk mendapat pendanaan dari mitra.
Rektor UGM, Prof. Ir Panut Mulyono,M.Eng.,D.Eng., mengatakan rumah kreatif bagi anak muda pengembang aplikasi ini tidak hanya digunakan oleh mahasiswa, namun bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luar yang memiliki minat yang sama dalam pengembangan aplikasi. “Rumah inovasi ini tidak hanya untuk UGM, tapi untuk masyarakat luar,”katanya.
Menurut Rektor, keberadaan rumah kreatif ini bisa melahirkan banyak inovasi digital yang bisa dimanfaatkan industri, namun juga bagi masyarakat.”Produk yang dihasilkan bisa dihilirisasi pemanfaatannya ke masyarakat,”katanya.
Pihak industri, kata Rektor, rencannya akan diundang untuk mempresentasikan apa yang diperlukan sehingga dicarikan solusinya lewat pengembangan inovasi dalam teknologi. “Selama ini jika ada industri yang minta baru kita kerjakan, nantinya kita akan buat sebaliknya,” katanya.
Dikatakan Rektor, hasil inovasi aplikasi digital yang dihasilkan oleh anak muda dalam negeri tidak kalah bagusnya dengan hasil inovasi di negara luar. Namun begitu, kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri dalam menjembatani pengembangan hasil inovasi digital sangat diperlukan. “Kerja sama pergurun tinggi dengan industri belum erat,”katanya.
Presiden Direktur PT Lintasarta, Arya Damar, mengatakan Lintas Arta selaku perusahaan penyedia solusi teknologi berbasis IT bagi industri siap menampung hasil karya inovasi yang dihasilkan para anak muda untuk dimanfaatkan oleh dunia industri. Kami akan bawa hasil inovasi ke industri, bahkan industri kami datangkan ke sini untuk menyampaikan apa yang mereka butuhkan,”katanya.
Para anak muda penghasil aplikasi digital ini, kata Arya Damar, akan dibina untuk menjadi perusahaan rintisan atau start up yang terus tumbuh dan berkembang di kemudian hari.”Dari rumah innovative hub ini ada entrepreneur yang lahir,” katanya.
Arya Damar mengatakan untuk pengembangan aplikasi digital, India merupakan negara yang anak mudanya banyak bergerak dalam pengembangan aplikasi. Olah karena itu, pengembangan dalam bidang algoritma dan coding perlu diajarkan pada generasi muda sejak dini. “Setidaknya coding sudah dikenalkan sejak di level SMK,”ujarnya.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Dr. Jumain Appe, menyambut baik keberadaan Innovative Academy Hub yang ada di kampus UGM ini. Menurutnya, keberadaan rumah bagi para pengembangan aplikasi digital di kawasan kampus sebelumnya belum pernah ada di Indonesia.”Saya katakan ini baru pertama kali perguruan tinggi memiliki seperti ini, memiliki innovative academy,”katanya.
Di Taiwan, kata Jumain, sudah banyak model kerja sama semacam ini yaitu perguruan tinggi menggandeng industri dalam pengembangan aplikasi. Ia mengharapkan dari rumah innovative academy ini akan banyak melahirkan pengusaha yanng bergerak dalam bisnis digital.”Kita mengharapkan ke depan banyak sarjana yang menciptakaan pekerjaan dan produk baru karena menurut perkiraan ada 800 jenis pekerjaan yang hilang dalam sepuluh tahun ke depan disebabkan perkembangan disrupsi teknologi,”katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Septareza)