Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., meresmikan beroperasinya laboratorium pasca panen peternakan di kawasan Agro Science Techno Park PIAT UGM, Madurejo, Prambanan, Sleman, Senin (18/12). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung papan nama kantor yang dilakukan oleh Rektor UGM bersama Bupati Sleman, Sri Purnomo, dan Direktur PT Ciomas Adisatwa, Widihartomo Tri Kuncoro.
Laboratoriumm pengolahan pasca panen karkas daging ayam ini menempati area seluas 14.527 meter persegi. Laboratorium yang sekaligus difungsikan sebagai rumah potong ayam ini memiliki kapasitas produksi 28 ribu ekor per hari dengan kapasitas cold storage 200 ton. Pembangunan laboratorium ini menelan dana Rp35 miliar. Untuk kegiatan produksi dan pemasaran dikelola oleh Ciomas Adisatwa, sementara sivitas akademika UGM berkesempatan untuk mengikuti program magang dan kegiatan riset di laboratorium tersebut.
Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, mengatakan terlaksananya pembangunan laboratorium pasca panen peternakan ini merupakan hasil kerja sama tripartid antara UGM, Pemerintah Kabupaten Sleman dan PT Ciomas Adisatwa. Oleh karena itu, pengoperasian laboratorium tersebut bisa mendukung kegiatan akademik dan riset bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan. “Kita harapkan lab ini mendukung akademik yang ada hubungannya dengan industri,”katanya.
Laboratorium yang difungsikan sebagai rumah potong ayam ini akan digunakan oleh peneliti UGM untuk menghilirisasi produk risetnya dan mahasiswa berkesempatan mengetahui langsung proses pengolahan pasca panen di tingkat industri. Sementara bagi masyarakat peternak, kata Rektor, akan tumbuh mitra kelompok usaha peternakan ayam yang bisa menjual hasil produk ayam hidupnya ke laboratorium ini. “Kita harapkan akan tumbuh plasma peternakan di masyarakat terkait proses penyembelihan dan pengolahan produk ayam yang berintegrasi di lab ini,”katanya.
Pengembangan laboratorium milik kampus berbasis pabrik ini sejalan dengan peran perguruan tinggi yang kini diamanatkan oleh pemerintah untuk menjadi agent of innovation sehingga mendorong kehidupan ekonomi masyarakat. “Sekarang pemerintahan minta perguruan tinggi menjadi agent of innovation bisa berkontribusi dan menggairahkan ekonomi negara,”katanya.
Widihartomo mengatakan laboratorium yang dibangun di area Agrosciece PIAT UGM ini bisa meningkatkan keterampilan mahasiswa sehingga ketika lulus makin berkualitas dan terampil serta berpengalaman, “Kita harapkan lulusan dari FKH dan Peternakan menjadi siap pakai,”katanya.
Laboratorium pengolahan pasca panen peternakan milik UGM ini merupakan pabrik rumah potong ayam ke-16 yang sudah dibangun oleh perusahaan JAPFA. Widihartomo mengharapkan laboratorium dari sisi bisnis bisa berkembang secara mandiri. Ia pun berharap masyarakat sekitar bisa bermitra dengan laboratorium tersebut. “Kita dorong masyarakat sekitar bisa jadi mitra di wilayah Sleman dan Kalasan serta sekitarnya,”katanya.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menuturkan hasil kolaborasi antara universitas dan industri pengolahan pasca panen di bidang unggas ini bisa meningkatkan derajat keilmuan mahasiswa dan mengurangi disparitas antara kampus dan industri. “Lab ini sebagai ajang untuk riset sehingga disparitas semakin sempit dan lulusan bisa menimba pengalaman untuk menjadi wirausaha,”katanya
Dikatakan Sri Purnomo, minat masyarakat untuk makan daging ayam dari tahun ke tahun makin meningkat sehingga memberi peluang bagi usaha kuliner untuk mahasiswa untuk berwirausaha.
Usai melaksanakan peresmian, Rektor dan Bupati serta beberapa pejabat di lingkungan UGM berkesempatan meninjau langsung proses pengolahan daging ayam potong. Mereka juga meninjau ruang penyimpanan produk cold storage untuk menyimpan produk frozen sebelum didistribusikan ke pasar. Selain memiliki ruang produksi, di sekitar area kawasan laboratorium ini juga memiliki fasilitas mes bagi mahasiswa, ruang perkuliahan, ruang seminar, kantin, tempat ibadah dan ruang perkantoran (Humas UGM/Gusti Grehenson)