UGM dan PT. Ciomas Adisatwa memulai pembangunan laboratorium pasca panen industri peternakan dan rumah potong ayam (RPA) yang berada di kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) di desa Madurejo, Prambanan, Sleman. Pembangunan laboratorium pengolahan daging ayam yang berkapasitas 15 ribu ekor per hari ini menempati lahan seluas 9.832 meter persegi dengan menelan biaya sebesar Rp. 35 milyar. Rencananya bangunan laboratorium dan rumah potong ayam ini akan digunakan untuk pengolahan hasil panen ternak ayam yang dipasok oleh 95 orang peternak yang menjadi mitra serta menjadi lokasi riset dan pembelajaran bagi mahasiswa UGM.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan pembangunan pabrik pengolahan pasca panen untuk industri unggas ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa dan peneliti di UGM. “Laboratorium skala mini industri ini memberi kesempatan pada peneliti mengembangkan inovasinya,” kata Rektor, Kamis (26/11).
Keberadaan rumah potong ayam, menurutnya, bisa menjadi tempat magang dan rujukan bagi mahasiswa untuk mengetahui secara langsung proses pengolahan pasca panen untuk industri peternakan ayam. “Manfaat bagi mahasiswa tentu mereka dapat melihat langsung penerapan ilmunya, sehingga ketika lulus sudah siap dan bisa mampu bersaing,” terangnya.
Meski sebatas wahana pengembangan riset, kerja sama pembangunan laboratorum ini, menurut Rektor, mempertegas komitmen UGM melalui mitra industri untuk mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan program ketahanan pangan. Bagi Ciomas Adisatwa, terangnya, memberikan manfaat dari sisi bisnis perusahaan lewat pengembangan inovasi produk. “Hal ini sesuai dengan semangat socioentrepreneurship yang dicanangkan oleh UGM untuk menumbuhkan sosial ekonomi bagi masyarakat dan bisa diterapkan industri,” tegasnya.
Direktur PT Ciomas Adisatwa, Yahja Djanggola, mengatakan ide untuk membangun laboratium pengolahan daging ayam ini sudah dirintis sejak dua tahun terakhir. Namun, akhirnya baru terwujud akhir tahun ini. “Tekad kami ingin berbuat sesuatu bagaimana bisa berkontribusi pada output pendidikan yang dihasilkan UGM makin berkualitas dan dibutuhkan oleh industri peternakan,” tuturnya.
Kerja sama Ciomas Adisatwa dengan UGM, kata Yahja, bukanlah untuk pertama kalinya dilakukan. Sebelumnya, pihaknya sudah menjalin kerja sama sejak 2003 dengan membangun dua buah kandang ayam di Fakultas Peternakan. “Kerja sama lewat program kemitraan, kita mengolah 50 ribu ekor ayam,” katanya.
Sesuai dengan isi perjanjian antara kedua belah pihak, pelaksanaan kerja sama akan berlangsung selama lima tahun. Rencananya, PT Ciomas akan menggunakan bangunan laboratorium tersebut untuk bisnis pengolahan produk peternakan dan dimanfaatkan UGM untuk kepentingan pembelajaran bagi mahasiswa dan riset peneliti. Selanjutnya, setelah perjanjian kerja sama berakhir, PT Ciomas akan menghibahkan bangunan tersebut kepada UGM untuk dimanfaatkan lebih lanjut. (Humas UGM/Gusti Grehenson)