• Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Sambutan
    • Struktur Organisasi
  • Program
    • Pengelolaan Kawasan Sains dan Teknologi
      • Kawasan UGM STP
      • Program Layanan Hilirisasi Inovasi
      • Layanan TTO
    • Pengelolaan dan Pembinaan Usaha
      • Layanan Pendampingan Badan Usaha UGM
    • Innovative Academy
    • Intellectual Property Management Office (IPMO)
  • Hibah/Grant
    • Program Dana Padanan 2025
    • Prime STeP
      • Applied Research Grant
      • Startup Grant
    • Portofolio MF and Prime Step
  • Produk
    • Agrokompleks Pangan
    • Art and Heritage
    • Alat Kesehatan dan Obat
    • MRTIK
  • Kerja Sama
    • Anak Usaha
    • Mitra
  • Berita
  • Kontak
  • Home
  • Berita

Mendorong Inovasi Ventilator Indonesia untuk Memperkuat Daya Saing Global

  • Berita
  • 7 September 2022, 08.29
  • Oleh : ditpui
Ventilator Indonesia Venindo V-01 ICU Ventilator

Saat ini kemandirian Indonesia dalam sektor kesehatan tengah menjadi fokus dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Industri farmasi dan alat kesehatan menjadi prioritas untuk dikembangkan sehingga dapat lebih berdaya saing baik di dalam negeri maupun kancah global. Kemenperin telah menempatkan industri farmasi dan alat kesehatan sebagai sektor tambahan yang masuk dalam tujuh prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, yang dikutip dari laman Kemenperin berharap agar dunia usaha dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengisi pasar alat kesehatan di dalam negeri dan juga meningkatkan kualitas alat kesehatan untuk merebut pasar ekspor.  Salah satu alat kesehatan yang banyak dibutuhkan terutama dalam menghadapi situasi pandemi covid 19 maupun penyakit lainnya dan didorong produksinya di dalam negeri adalah ventilator.

Ventilator (mechanical ventilation) adalah alat yang digunakan untuk membantu seluruh atau sebagian aktivitas pernapasan pasien. Alat ini biasanya digunakan jika pasien memiliki gangguan untuk bernapas secara normal, seperti pada penyakit gagal napas, insufisiensi jantung, dan ketika operasi. Mesin ventilator akan mengatur proses menghirup dan menghembuskan napas pada pasien. Ventilator akan memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru. Pasien terus menggunakan ventilator hingga kondisinya membaik sehingga bisa bernapas secara normal. Ventilator memiliki peran penting dalam menjaga nafas pasien, jika terjadi malfungsi dapat berakibat fatal kepada pasien, hal ini membuat ventilator dikategorikan sebagai Life Critical System. Life Critical System adalah kategori mesin dimana kegagalan atau malfungsinya bisa mengakibatkan hilangnya nyawa atau luka serius. Dalam konteks menghadapi pandemi Covid-19, ventilator merupakan alat penting dalam upaya penanganan pasien. Covid-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan mengakibatkan pneumonia akut. Pasien Covid-19 beresiko untuk mengalami ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) yang mengakibatkan gagal napas dan menyebabkan kematian. Eskalasi ke pneumonia menyebabkan penderita Covid-19 mengalami gangguan pernafasan karena menyempitnya saluran nafas. Dengan demikian diperlukan alat bantu pernafasan berupa ventilator yang meregulasi pemberian tekanan positif untuk mendorong O2 masuk ke dalam paru-paru.

market size ventilator dunia
Tahun 2027, market share ventilator meningkat menjadi USD 9.13 M

Kebutuhan pasar terhadap adanya ventilator di dunia terus meningkat tidak hanya untuk kebutuhan penanganan pasien Covid-19. Ventilator juga dibutuhkan dalam penanganan penyakit kronis lainnya yang juga membutuhkan alat bantu pernafasan. Melalui laman Kemenperin, Menteri Perindustrian mengatakan bahwa market size dunia untuk ventilator diperkirakan tumbuh 5 persen setiap tahunnya dengan nilai sebesar USD 5,79 miliar pada tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, homecare dan lainnya. Beliau juga menambahkan bahwa pada tahun 2027 pasar ventilator diproyeksikan akan mencapai USD 9,13 miliar.  Beliau berharap dengan hadirnya industri ventilator di dalam negeri, baik jenis invasi dan non-invasi akan mendukung program substitusi impor alat kesehatan sebagaimana telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk menggunakan produk-produk buatan dalam negeri. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa persaingan industri ventilator dunia terus meningkat dengan keunggulan keunggulan inovasinya. Saat ini, industri sejenis yang ada seperti produk Becton Dickinson (US), Philips (Belanda), Hamilton Medical (US), Fisher & Paykel (New Zealand), Draeger (German), Medironic (Irlandia), GE Healthcare (US) terus melakukan ekspansi dan inovasi.

Kemenperin dalam hal ini terus mendukung pertumbuhan dan kemandirian industri alat kesehatan dengan memberikan berbagai kebijakan yang kondusif serta instrumen yang berpihak kepada industri alat kesehatan dalam negeri. Selain itu, Kemenperin juga mengakselerasi upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta penciptaan inovasi produk. Melalui kolaborasi yang dijalin dengan perguruan tinggi serta kementerian dan lembaga terkait Indonesia mampu memproduksi ventilator sendiri. Kemenperin berhasil memfasilitasi pembuatan ventilator di dalam negeri yang diantaranya telah mendapatkan izin edar. Salah satunya adalah Ventilator Indonesia atau Venindo V-01 dan R-03 yang merupakan hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bekerjasama dengan mitra industri dan kementerian. Venindo V-01 dan R-03 juga telah masuk di katalog elektronik lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah (E-Katalog LKPP). Selain Venindo, produk ventilator dalam negeri juga dihasilkan oleh perguruan tinggi lainnya adalah Portable Ventilator Emergency dari ITS yang juga telah mendapatkan izin edar. Inovasi tersebut akan memberikan nilai tambah dan daya saing nasional yang tidak kalah dengan produk-produk global.

 

Mari terus pantau sosial media kami di

IG        :  @ugm.stp

Twitter  : @UGMSTP

Linkedin : UGM STP

 

Related Posts

Kunjungan Plt. Direktur Bina Talenta, Dirjen Ristek Dikti Sains dan Teknologi ke STP UGM

Berita Rabu, 26 Maret 2025

Pada tanggal 18 Maret 2025, Dr. Karlisa Priandana, S.T., M.Eng., Plt.

Kolaborasi UGM dengan British Council dalam workshop “Measuring Social Value in Research Translation” dalam rangka International Science Partnerships Fund (ISPF)

Berita Senin, 24 Maret 2025

Pada tanggal 18 Maret 2025, Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan British Council menyelenggarakan workshop bertajuk “Measuring Social Value in Research Translation” dalam rangka International Science Partnerships Fund (ISPF) Capacity Building Programme in Research and Innovation.

Startup KirimObat: Solusi Pengiriman Obat yang Efisien dan Tepat

Berita Rabu, 5 Maret 2025

KirimObat merupakan startup binaan Innovative Academy Universitas Gadjah Mada yg mengikuti program Innovation Challenge  2024.

UGM dan SMU Berkolaborasi dalam Penguatan Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan di Asia Tenggara

Berita Selasa, 25 Februari 2025

Yogyakarta, 22 Februari 2025, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Singapore Management University (SMU) baru-baru ini menggelar sharing session dengan topik “Bridging Ideas and Opportunities for Student-Led Startups” dalam rangka Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition (LKYGBPC) ke-12.

Universitas Gadjah Mada

Direktorat Pengembangan Usaha UGM

Kantor Pusat UGM, Sayap Selatan, Lantai 2,

Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: +62274 5573 66

HP: +62 813-8268-8709

HP: +62 821-3766-4774

Email: ditpui@ugm.ac.id

Tentang Kami

Program

  • Pengelolaan Kawasan Sains dan Teknologi
  • Pengembangan Usaha
  • Innovative Academy
  • Intellectual Property Management Office (IPMO)

Hibah/Grant

  • Matching Fund Program
  • Prime STeP

Lain-Lain

  • Produk
  • Kerja Sama
  • Berita
  • Kontak

© 2023 Direktorat Pengembangan Usaha Universitas Gadjah Mada