Indonesia menghadapi tantangan di bidang kesehatan yang tidak ada habisnya. Pandemi Covid-19 mengajarkan pemerintah dan warga Indonesia untuk belajar dalam mengendalikan sistem kesehatan agar dapat mendukung kesehatan nasional dengan baik. Usaha yang dilakukan dalam mempertahankan sistem kesehatan nasional diantaranya komunikasi publik, sarana dan prasarana yang mumpuni, sistem jaminan kesehatan bagi warga prasejahtera, dukungan tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya.
Nusa Tenggara Timur pada 2 tahun belakangan menghadapi 2 masa krisis yaitu krisis akibat penyakit Covid-19 dan Stunting. Arti stunting adalah keadaan gangguan pertumbuhan pada anak dan merupakan masalah malnutrisi terbesar yang dialami balita di Indonesia. Keadaan kekurangan gizi ini dapat mengakibatkan anak menjadi lebih pendek dibandingkan kawan seusianya serta memiliki daya tahan tubuh, fungsi otak, dan kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan yang seharusnya tercapai. Pada jangka panjang, stunting berdampak pada peningkatan risiko terjangkit beberapa penyakit tidak menular seperti obesitas, jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis. Prevalensi terjadinya stunting diantaranya kekurangan energi, protein makro dan micronutrient.
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan angka stunting yang relatif lambat pada tahun 2020 berdasar studi yang dilakukan oleh Smeru. Faktor yang mempengaruhi lambatnya penurunan angka stunting ini diantaranya hambatan geografis, minim sumberdaya air dan rendahnya ketahanan pangan lokal. 1 Stunting diasumsikan sebagai hasil dari serangkaian faktor yang saling berinteraksi, diantaranya konsumsi dan akses ke makanan, kesehatan dan sanitasi, pendidikan, kesetaraan gender, kesetaraan sosial, konteks sosial, budaya, dan lingkungan setempat.
Universitas Gadjah Mada sebagai mitra Kementerian Pendidikan dan Budaya menggelar penanggulangan stunting yang bersifat transdisipliner ilmu dengan tajuk UGM CINTA NTT (Comprehensive and Integrated Action for NTT). Program ini melibatkan sedikitnya lima disiplin keilmuan, yaitu kesehatan masyarakat, pertanian, pengolahan pangan, energi dan infrastruktur, serta sosiologi (sosial, budaya, dan institusi), pengembangan potensi ekonomi sehingga penanganan bersifat komprehensif, kontinu dan diharapkan setelah program berakhir ini, masyarakat dapat meneruskan program secara mandiri.
Tim UGM melakukan survey pada fasilitas kesehatan level masyarakat, survey ketersediaan air, sinergi institusional, pendekatan konvergensi pilar kemasyarakatan, serta penjajagan intervensi program penanggulangan stunting. Jajaran pemerintah daerah, pemerintah desa mendukung dan menerima kerjasama dari UGM untuk membantu masyarakat dalam penurunan angka stunting yang ditargetkan turun menjadi 14% di tahun 2024. 2 Universitas Gadjah Mada melakukan intervensi di Desa Babuin dan Ofu, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam jangka waktu 3 bulan hingga Desember 2021.
Mari terus pantau sosial media kami di
IG : @ugm.stp
Twitter : @UGMSTP
Linkedin : UGM STP