
Yogyakarta, 1 Oktober 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat komitmen dalam penguatan riset dan hilirisasi biodiversitas tropis Indonesia melalui penandatanganan kesepakatan strategis dalam workshop “Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan HKI untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGM-BRIN”. Kegiatan yang berlangsung di Balai Senat UGM, Rabu (1/10), dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pengarah BRIN Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. menyatakan kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem riset biodiversitas. “Sinergi antara UGM dan BRIN ini diharapkan dapat menghadirkan inovasi yang berdampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia,” ujarnya.
Sebelum acara inti, Megawati Soekarnoputri melakukan penanaman pohon Bodhi (Ficus religiosa) di halaman Balairung UGM. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menjelaskan bahwa pohon ini dipilih karena makna filosofisnya yang dalam. “Pohon Bodhi merupakan simbol kebijaksanaan dan ketenangan, serta menjadi jembatan antara manusia dengan alam,” jelas Sigit. Dalam sambutannya, Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya semangat nasionalisme dalam pengembangan riset. “Generasi muda harus menggunakan ilmu dan kemampuan untuk menjaga Indonesia tetap merdeka, berdaulat, dan abadi. Penguatan riset harus disertai dengan komitmen menjaga lingkungan,” tegasnya.
Dr. Bambang Kesowo, S.H., LL.M., Anggota Dewan Pengarah BRIN, dalam keynote speech-nya menekankan bahwa pengelolaan biodiversitas nasional tidak bisa dilepaskan dari tata kelola HKI yang kuat. Tanpa perlindungan hukum yang jelas, hasil riset dan kekayaan hayati Indonesia akan rentan dieksploitasi oleh pihak luar. “Penguatan HKI menjadi fondasi penting dalam menjaga kedaulatan bangsa atas potensi biodiversitas yang sangat kaya,” tegas Bambang. Bambang juga mendorong UGM untuk memperluas pendidikan dan pemahaman tentang HKI tidak hanya di fakultas hukum, tetapi juga di fakultas-fakultas lainnya, seperti agrokompleks, sains, dan sosiohumaniora.
Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, menuturkan bahwa riset di bidang biodiversitas perlu diarahkan tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pemanfaatan berkelanjutan yang mendukung sektor pangan, farmasi, energi terbarukan, dan mitigasi perubahan iklim. Menurutnya, kolaborasi dengan UGM memiliki arti strategis karena dapat menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, sekaligus memperkuat jejaring riset Indonesia di tingkat global. “Riset di bidang biodiversitas perlu diarahkan tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pemanfaatan berkelanjutan yang mendukung sektor pangan, farmasi, energi terbarukan, dan mitigasi perubahan iklim,” ungkapnya.
Workshop ini menjadi momentum penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara BRIN dan UGM mengenai pelestarian dan pemanfaatan biodiversitas tropis oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko. Selain itu, ditandatangani pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait pengelolaan kekayaan intelektual sumber daya hayati oleh Plt. Direktur Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. UGM mencatat capaian signifikan dalam perlindungan HKI biodiversitas. Pada 2024, UGM mencatat 28 hak cipta dan 30 paten biodiversitas, sementara pada 2025 hingga September telah terdaftar 11 hak cipta dan 19 paten. Data ini menunjukkan komitmen UGM untuk tidak hanya menghasilkan inovasi, tetapi juga memperkuat perlindungan hukum atas biodiversitas nasional.
Kegiatan workshop juga diisi dengan pemaparan mengenai Status dan Tren Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI) oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., serta display hasil riset hilirisasi biodiversitas UGM dalam mini ekspo yang menampilkan berbagai inovasi dari kekayaan hayati tropis Indonesia. Melalui workshop ini, UGM semakin mempertegas posisinya sebagai pusat riset biodiversitas tropis yang tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.