Makanan dan minuman manis tentunya digemari oleh banyak orang mulai dari anak-anak hingga lanjut usia. Rasa manis yang terdapat pada makanan dan minuman manis tersebut merupakan rasa yang ditimbulkan dari adanya gula yang ditambahkan. Kandungan gula dalam makanan dan minuman manis banyak terdapat dalam bentuk olahan sehingga bentuk asli gula sudah tidak lagi terlihat. Makanan manis yang mengandung gula terutama pada makanan yang terbuat dari olahan tepung seperti roti, keripik, donat, kue, wafer, maupun biskuit. Selanjutnya minuman manis yang mengandung gula terutama terdapat pada minuman berbentuk kemasan seperti susu kemasan, teh kemasan, sirup, kopi kemasan, jus kemasan, maupun es krim. Demi memudahkan konsumen dalam mengetahui kandungan gula pada makanan atau minuman tersebut maka telah diatur oleh Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 mengenai pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan pada pangan siap saji dan pangan olahan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018 didapatkan bahwa tingkat konsumsi makanan manis (87,9%) dan minuman manis (91,49%) di Indonesia sangat tinggi. Padahal telah terdapat anjuran mengenai konsumsi gula per hari agar tidak berlebihan. Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200kkal). Konsumsi tersebut setara dengan gula 4 sendok makan per orang per hari atau 50 gram per orang per hari. Konsumsi harian makanan dan minuman manis serta konsumsi gula harian yang berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Institude for Health Metrics and Evaluation bahwa diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ke 3 di Indonesia tahun 2019 yaitu sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk. Data International Diabetes Federation (IDF) mendapati bahwa jumlah penderita diabetes pada 2021 di Indonesia meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Jumlah tersebut diperkirakan dapat mencapai 28,57 juta pada 2045 atau lebih besar 47% dibandingkan dengan jumlah 19,47 juta pada 2021.
Gula bukanlah hal yang harus dihindari tetapi konsumsinya yang perlu dibatasi agar tidak berlebihan. Salah satu solusinya adalah dengan memilih makanan yang sehat dan rendah gula. Produk Kasabi dan My Cookies merupakan produk inovasi dari UGM Science Techno Park (STP) yang dapat menjadi alternatif snack sehat. Kasabi merupakan camilan umbi-umbian lokal yang berbahan dasar labu kuning dan pati garut yang memiliki khasiat yang amat baik untuk menangani penyakit Diabetes Melitus. Kasabi juga mengandung nilai gizi yang tinggi serta kaya akan serat yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh para penderita dislipidemia dan anti kolesterol. Selain itu, terdapat juga produk My Cookies yang merupakan camilan ringan dengan berbahan dasar tepung mocaf dan pati garut. Tepung mocaf mengandung serat terlarut dan kalsium yang tinggi sehingga aman untuk dikonsumsi untuk penderita diabetes karena memiliki Indeks Glikemik yang rendah. Gula yang digunakan pun aman dikonsumsi penderita diabetes yaitu gula aren yang memiliki indeks glikemik rendah.