Menjadi wirausahawan di bidang bisnis startup berbeda dengan bisnis konvensional perseorangan. Bisnis startup tidak selalu berkaitan dengan uang karena uang bukanlah segalanya, namun diperlukan strategi jitu untuk menumbuhkankembangkan perusahaan lewat aplikasi kreatif yang dihasilkan. Hal itu dikemukakan oleh CEO Startup Legal Clinic, Ivan Lalamentik, yang menyampaikan mentoring tentang Startup Legal and Intellectual Property kepada peserta program inkubasi Innovative Academy Batch 5, Sabtu (28/4), di Gedung Entrepreneurship Development Service (EDS) UGM, Asem Kranji, Sekip K7, Kampus UGM.
Ivan menuturkan untuk menjadikan perusahaan rintisan bisa bersaing juga diperkukan bakat orang di dalamnya dalam bidang teknik rekayasa serta kemampuan dalam menjalankan wirausaha. “Tahapan menjadi perusahaan startup dimulai dengan formasi para pendiri awal, modal bersama, konsep pendanan hingga bentuk bisnis yang dijalankan,” katanya.
Aspek hukum dan hak kekayaan intelektual dalam pendirian perusahaan startup perlu disiapkan oleh para pegiat bisnis digital ini. “Aspek legalitas pendirian perusahaan menjadi bagian penting,” katanya.
Tidak cukup dari aspek legalitas, imbuhnya, keberhasilan perusahaan startup bisa bertahan dan bersaing bergantung kemampuan para pendiri perusahaan untuk selalu berpikir dinamis, memiliki antusiasme pada konsep bisnis yang dijalankan, serta merespons perubahan dan perkembangan di masa depan dengan menyesuaikan aplikasi teknologi dengan bisnis yang sudah dipilih.
Ia pun memberikan beberapa tips untuk mendapat modal ventura atau pembiayaan dari pihak lain. Menurutnya, sebuah perusahaan rintisan harus mampu menggaet banyak orang dengan aplikasi yang dibuat dan kemampuan menjangkau semua orang. “Yang jadi tantangan adalah bukan hanya aplikasi yang dapat membantu semua orang, tapi bagaimana cara orang-orang tersebut dapat menghasilkan penghasilan dari aplikasi kita,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)