• Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Sambutan
    • Struktur Organisasi
  • Program
    • Pengelolaan Kawasan Sains dan Teknologi
      • Kawasan UGM STP
      • Program Layanan Hilirisasi Inovasi
      • Layanan TTO
    • Pengelolaan dan Pembinaan Usaha
      • Layanan Pendampingan Badan Usaha UGM
    • Innovative Academy
    • Intellectual Property Management Office (IPMO)
  • Hibah/Grant
    • Program Dana Padanan 2025
    • Prime STeP
      • Hibah Pengembangan Inovasi
      • Startup Grant 2025
    • Portofolio MF and Prime Step
  • Produk
    • Agrokompleks Pangan
    • Art and Heritage
    • Alat Kesehatan dan Obat
    • MRTIK
  • Kerja Sama
    • Anak Usaha
    • Mitra
  • Berita
  • Kontak
  • Home
  • Berita

UGM Komitmen Kembangkan Energi Gas, Energi Baru dan Terbarukan

  • Berita
  • 30 November 2014, 10.03
  • Oleh : admin

UGM berkomitmen untuk terus mengembangkan riset di bidang gas, energi baru, dan terbarukan untuk mendukung percepatan kemandirian energi. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc mengatakan untuk mewujudkan komitmennya UGM tidak hanya melakukan penelitian saja, namun juga membangun jejaring dengan pemerintah dan industri.

“Ini perlu dilakukan agar hasil-hasil penelitian UGM dapat diproduksi secara massif oleh industri dan selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tegas Suratman dalam Forum Riset Industri Indonesia ke-6 di UGM Kampus Jakarta, Rabu (5/11).

Komitmen UGM untuk mengembangan energi di bidang gas ini diapresiasi oleh pemerintah. Menurut Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Ir. Rida Mulyana, M.Sc. isu energi merupakan isu penting yang harus segera mendapat penanganan selain pangan dan air.

“Energi punya peran sentral di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan,”urai Rida.

Sayangnya, Indonesia masih dihadapkan dalam tantangan yang sangat besar dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, diperlukan kerjasama akademisi, mitra industri, dan masyarakat didukung dengan kebijakan pemerintah agar Indonesia tidak terbelenggu dengan isu krisis energi.

“Kita mengapresiasi forum IIRF ini karena akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan masyarakat harus bersinergi untuk percepatan kemandirian energi,” tuturnya.

Rida mengakui berdasarkan pengalaman selama ini yang paling sulit dilakukan adalah fasilitasi, termasuk penyediaan teknologi. Oleh karena itu Kementerian ESDM berharap agar perguruan tinggi dapat menghasilkan SDM yang kompeten dan teknologi yang diperlukan agar Indonesia tidak terus bergantung pada teknologi negara lain.

Respon Industri

Sementara itu pelaku bisnis dari PGN, Samator, Wika Industri Energi, dan Prosympac melihat bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk kemandirian energi. Dengan upaya yang serius dari semua pihak untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan, para pelaku bisnis optimis bahwa Indonesia dapat segera mewujudkan kemandirian energi.

Andi Nugraha, Direktur WIKA Industri Energi, menyampaikan bahwa potensi tenaga surya di Indonesia sangat besar. Energi surya adalah sumber yang tersedia di seluruh wilayah Indonesia dengan rata-rata produksi per tahun mencapai 1.500 Mio. kWh per 1 MW PV power.

“Dengan potensi itu pemerintah telah merancang pemenuhan kebutuhan energi dengan menggunakan energi surya terutama di daerah Indonesia Timur,” kata Andi.

Andi mengatakan selain melakukan terobosan penggunaan energi baru dan terbarukan hal lain yang perlu dilakukan adalah penghematan.

Pemerintah menurutnya telah melakukan berbagai upaya penghematan di tahun 2014 dan berhasil baik. Melalui berbagai upaya penghematan pada tahun 2014 ini diharapkan subsidi dapat turun menjadi sekitar Rp 71,36 triliun.

Senada dengan Andi, Arif Rochman, Direktur Utama Prosympac juga menyampaikan bahwa pihaknya melihat peluang yang besar bagi industri kelapa sawit untuk membangun sumber energi terbarukan. Optimisme ini terbangun karena Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit nomor satu di dunia dengan lebih dari 600 unit PKS dan produksi CPO lebih dari 22 juta ton/tahun dengan konsumsi dalam negeri hanya 8 juta ton CPO/tahun.

“Indonesia mempunyai lahan plasma perkebunan kelapa sawit lebih dari 10 juta hektar, dimana dalam5-10 tahun ke depan dalam proses replanting dengan potensi biomass terproduksi hingga 75 ton/hektar,” tegas Arif.

Di sisi lain Deputi Direktur OJK, Edi Setiawan menilai kemandirian energi tidak cukup dengan pengembangan teknologi terkait saja, namun juga harus diimbangi dengan dukungan kebijakan keuangan. OJK saat ini mendorong perbankan untuk tidak lagi melakukan greedy financing (fokus pada pertumbuhan ekonomi yang dinilai melalui GDP) dan berubah menjadi green financing. Green financing adalah pembangunan ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan people, profit, perlindungan dan pengelolaan kekayaan alam, serta mengundang partisipasi semua pihak.

“Aktivitas green economy dilakukan dengan mendukung pendanaan proyek-proyek bidang ketahanan pangan dan ketahanan energi serta proyek yang ramah lingkungan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK),” terang Edi.

Dalam perencaan ke depan, OJK akan melakukan penyempurnaan regulasi dan kebijakan sustainable finance, meningkatkan portofolio pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan, dan melanjutkan program peningkatan kapasitas penyediaan sumber-sumber pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan seperti Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, pertanian organik, industri hijau dan eco tourism.

Pada acara itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara UGM, PT Prosympac dan PT. Graha Tekno Medika di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta hilirisasi riset terapan. MoU dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, Direktur Utama Prosympac, Arif Rochman, M.T serta Komisaris PT. Graha Tekno Medika, Dra. Sri Wahyuningsih, Apt. (Humas. UGM/Wijayanti-Satria)

Related Posts

Perkuat Kolaborasi Industri Herbal dan Kosmetik, UGM Jalin Kerja Sama dengan PT Martina Berto dan PT Global Edukasi Talenta Inkubator

Berita Rabu, 11 Juni 2025

Yogyakarta, 10 Juni 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan dan penghiliran inovasi, khususnya di bidang herbal dan kosmetika melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Martina Berto Tbk dan PT Global Edukasi Talenta Inkubator (GETI)/ Exporthub.id Ecosystem.

UGM dan MIT Dorong Produk Riset Sampai ke Tangan Masyarakat

Berita Senin, 2 Juni 2025

Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology, Regional Entrepreneurship Acceleration Program (MIT-REAP) dalam kerangka mendorong hilirisasi riset teknologi mendalam.

Road to PRIME STeP 2025: Kunjungan Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek ke STP UGM

Berita Senin, 2 Juni 2025

Pada tanggal 27 Mei 2025, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), melakukan kunjungan ke Science Techno Park (STP) Universitas Gadjah Mada (UGM).

UGM Buka Kantor Pengelola Kekayaan Intelektual

Berita Kamis, 22 Mei 2025

Universitas Gadjah Mada terus mendorong para dosen dan peneliti untuk produktif dalam menghasilkan karya ilmiah dan produk inovasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan industri.

Universitas Gadjah Mada

Direktorat Pengembangan Usaha UGM

Kantor Pusat UGM, Sayap Selatan, Lantai 2,

Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: +62274 5573 66

HP: +62 813-8268-8709

HP: +62 821-3766-4774

Email: ditpui@ugm.ac.id

Tentang Kami

Program

  • Pengelolaan Kawasan Sains dan Teknologi
  • Pengembangan Usaha
  • Innovative Academy
  • Intellectual Property Management Office (IPMO)

Hibah/Grant

  • Matching Fund Program
  • Prime STeP

Lain-Lain

  • Produk
  • Kerja Sama
  • Berita
  • Kontak

© 2023 Direktorat Pengembangan Usaha Universitas Gadjah Mada