Universitas Gadjah Mada terus memperkuat perannya dalam membangun ekosistem startup berbasis inovasi dan teknologi melalui penyelenggaraan Demo Day & Ecosystem Mixer 2025, Sabtu (13/12), di The Jogja Hotel & Conference Center, Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi puncak rangkaian program pre-inkubasi “Innovation Challenge” dan pendanaan inkubasi–akselerasi “Startup Grant” Tahun 2025, yang merupakan bagian dari program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks (PRIME STeP).
Melalui program ini, UGM berupaya membangun startup sejak tahap ideasi hingga fasilitasi scale-up menuju pendanaan lanjutan, dengan dukungan menyeluruh berupa mentorship, co-working space, jejaring global, serta akses ke berbagai sumber daya riset dan inovasi UGM.
Plt Direktur Pengembangan Usaha UGM, Prof. Sang Kompiang Wirawan, dalam laporan program menyampaikan bahwa tahun 2025 menjadi fase penting penguatan pembinaan startup di UGM. Pada program Innovation Challenge, tercatat lebih dari 58 pendaftar, dengan 25 tim lolos tahap pre-inkubasi dan 19 tim berhasil menyelesaikan program. Sementara itu, sebanyak 14 startup terpilih menerima pendanaan Startup Grant 2025, dan enam diantaranya melaju ke fase akselerasi. “Pendampingan dilakukan secara intensif melalui masterclass, workshop, bootcamp, mentoring, dan evaluasi berkala agar startup siap melakukan validasi pasar, pengembangan produk, serta penguatan strategi bisnis,” jelasnya.

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, menegaskan bahwa pengembangan ekosistem inovasi dan startup merupakan proses jangka panjang yang membutuhkan konsistensi dan kolaborasi lintas pihak. Menurutnya, UGM telah memulai perjalanan ini sejak lebih dari satu dekade lalu dan terus berupaya menjadi motor penggerak inovasi berbasis riset. “UGM ingin menjadi melting pot bertemunya mahasiswa, dosen, alumni, peneliti, founder, venture capital, hingga mitra industri, untuk bersama-sama membangun inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi riset dan penguatan Science and Technology Park juga ditegaskan Dr. M. Fauzan Adziman, Ph.D, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan bahwa Demo Day & Ecosystem Mixer bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang konkret pertemuan antara gagasan, teknologi, dan peluang investasi. Program PRIME STeP dinilai bukan sekadar skema pendanaan, melainkan platform transformasi yang mendorong perguruan tinggi berperan lebih aktif dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi. “Hari ini kita menyaksikan bagaimana gagasan, teknologi, dan keberanian generasi muda bertemu dengan dukungan ekosistem untuk membangun masa depan Indonesia. Inilah wujud nyata hilirisasi riset yang terus kami dorong,” ujar Dirjen.

Melalui penyelenggaraan Demo Day & Ecosystem Mixer 2025, UGM menegaskan komitmennya sebagai ecosystem builder dan pionir inkubator startup berbasis teknologi di lingkungan kampus. Dengan mengusung semangat “Inovasi Membumi untuk Negeri”, UGM berharap kegiatan ini dapat melahirkan startup unggul yang tidak hanya berdaya saing global, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Aldi