Dalam rangka menjembatani pengembangan dan penerapan IPTEK atau rekacipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan orientasi mendukung kebutuhan teknologi dan pengembangan di industri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia meluncurkan program Matching Fund. Sejak tahun 2021, sebanyak 20 inovasi, dengan hasil luaran lebih dari 200 mahasiswa ikut berkontribusi dalam program, 50 mahasiswa kolaboratif, 15 produk siap diadopsi pasar, 5 produk siap lisensi dari hasil kerja sama dengan 20 mitra Industri. Sementara, pada tahun 2022, sebanyak 5.407 proposal reka cipta dari 509 perguruan tinggi seluruh Indonesia berkompetisi untuk meraih pendanaan Kedaireka. UGM mengajukan 296 proposal (DIKTI) dengan hasil 86 proposal (DIKTI) lolos didanai dengan total dana lebih dari 64 Miliar Rupiah.
Adapun fokus dan tujuan Program Matching Fund diantaranya sebagai berikut: a.) Mendiseminasi hasil atau luaran dari program Matching Fund sebagai bentuk pertanggungjawaban publik b.) Menjadi forum diskusi dan berbagi pengalaman antara peneliti dan praktisi industri c.) Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pihak industri dalam kegiatan kerja sama riset serta hilirisasi inovasi di UGM.
Acara dibuka dengan pemaparan laporan Maatching Fund 2022 oleh Ignatius Susatyo Wijoyo, MM selaku Wakil Rektor Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM.
Acara dilanjut dengan sambutan Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Acara talkshow: Insight Industri untuk Inovasi, diawali dengan pemaparan materi oleh Robby Kusumaharta, Ketua Dewan Pertimbangan KADIN DIY. Dilanjut dengan pemaparan materi kedua oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc.,Ph.D., Staf Khusus Menteri Kesehatan RI Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kemudian diakhiri dengan pemaparan materi terakhir oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, Engineering Research and Innovation Center UGM.
[sangar-slider id=”3463″]