Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital telah hadir di 10 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, DIY, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak. Gerakan ini merupakan bentuk kolaborasi antara institusi pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, institusi pendidikan, dan bisnis. Sasaran tidak lain untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1.000 startup digital yang diharapkan menjadi solusi atas berbagai permasalahan bangsa.
Di DIY, Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital hadir melalui Innovative Academy, sebuah program inkubasi semi terstruktur yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada melalui pengelolaan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi, serta diarahkan untuk membentuk startup digital dengan karakter Indonesia berbasis universitas. Hal tersebut juga tercermin dari diadakannya Entrepreneur Simulation Program: Econosphere 2. Sebanyak 150 peserta Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital yang telah masuk tahap ignitiondiundang untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu (12/5) di Grha Sabha Pramana.
Entrepreneur Simulation Program: Econosphere 2 merupakan program simulasi gaming untuk pengembangan kewirausahaan. Program ini dikembangkan sejak 1995 oleh Rahmat Hidayat, Ph.D. (Dosen Fakultas Psikologi UGM). Program tersebut telah dipergunakan secara luas dalam pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi. Rahmat menerangkan bahwa program simulasi gaming Econosphere 2 imemiliki landasan model proses pasar dan makro ekonomi yang kuat: demand-driven market (J.M. Keynes) dan entrepreneurial market (I. Kizner). Ia menambahkan elemen permainan dalam simulasi ini membekali peserta dengan pengalaman menyadari, mengenali, menemukan, dan menciptakan peluang usaha.
“Aktivitas dalam simulasi melibatkan proses judgment, pengambilan keputusan, pengelolaan risiko, kerja sama dan pengendalian diri dalam situasi penuh tekanan,” terang Rahmat.
Kepala Subdit Inkubasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi, Henry Yuliando, Ph.D.., menyampaikan bahwa Econosphere 2 ini pertama kalinya diadakan dalam proses penjaringan peserta Innovative Academy yang dilaksanakan setelah tahap Ignition. Henry menambahkan program ini juga diharapkan dapat memetakan profil peserta khususnya karakter dan komitmen peserta yang mengikuti program innovative academy UGM. Hasil dari Econosphere 2 tersebut adalah pengelompokkan peserta berdasarkan karakter yang terkait dengan kemampuan leadership, managerial dan executor/operator. Program ini juga mendapat dukungan dari PIJAR Psikologi, salah satu startup binaan Innovative Academy.
“Dengan demikian program innovative academy dapat disusun lebih efektif untuk mengakomodasi peserta sesuai dengan karakter atau profilnya,” tutur Henry. (Humas UGM/Catur)