Potensi industri digital di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata. Saat ini ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Ini adalah modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis berbasis teknologi digital di Tanah Air. Volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai 130 miliar dolar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.
Di sisi lain, salah satu faktor pendukung yang menentukan kemajuan sebuah negara adalah jumlah entrepreneur. Hingga Maret 2016 lalu, jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari total penduduk. Dari fakta tersebut, Indonesia sebenarnya memiliki peluang untuk menciptakan entrepreneur nation dengan memanfaatkan teknologi digital yang akan membuat masyarakatnya menjadi tuan rumah di negara sendiri.
Menanggapi hal tersebut, pada pertengahan Februari tahun ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah mendeklarasikan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’ di Silicon Valley. Sejalan dengan visi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital.
Tujuan dari hal tersebut adalah untuk melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan 1.000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai 10 miliar dolar pada tahun 2020.
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital merupakan langkah awal bagi kita untuk menciptakan masa depan ekonomi digital Indonesia yang akan mengubah nasib bangsa. Gerakan ini ingin menciptakan 1.000 perusahaan rintisan berbasis digital yang akan mentransformasi Indonesia menjadi negara maju dengan anak muda sebagai motor penggeraknya.
Untuk melahirkan 1.000 startup digital, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis. Hal itu dilakukan di 10 kota pertama yang memiliki infrastruktur serta fondasi digital yang kuat, salah satunya Yogyakarta.
Langkah pertama gerakan tersebut dimulai dari Ignition, yakni seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship. Seminar ini terselenggara pada Sabtu (10/8) di Grha Sabha Pramana UGM. Seminar ini diselenggakan oleh UGM melalui Innovative Academy dengan kerja sama dari Kominfo.
Dengan mengangkat judul ‘Ignite The Nation’, kegiatan ini berupaya untuk membangun kesadaran akan potensi tadi dan merombak pola pikir dari anak muda Indonesia. Tidak hanya itu, seminar ini juga bertujuan untuk memicu semangat pergerakan agar para pemuda yang hadir mengajak kawan-kawan di luar sana untuk ikut bergerak. Untuk mengemban tugas tersebut, seminar ini mengundang beberapa pembicara yang telah mumpuni dari bidang-bidang seperti agrikultur, pendidikan, kesehatan, pariwisata, logistik, serta smart energy.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengucapkan selamat datang kepada 1.650 peserta Ignition yang hadir pada pagi itu. Ia menyatakan bahwa negeri ini perlu para pemuda untuk membangun dan mengembangkannya melalui berbagai usaha, salah satunya melalui digital entrepreneur.
Oleh karena itu, Panut, mewakili UGM, menyatakan dukungannya terhadap gerakan ini. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen UGM agar anak muda Indonesia semangat untuk terus berkarya. “Dukungan UGM dalam gerakan ini saya harap bisa menjadi mesin yang menggerakan radiator lokal utk menyelesaikan permasalahan negeri,” ungkapnya.
Terakhir, Panut berpesan kepada para peserta yang hadir bahwa niat mereka untuk terlibat dalam gerakan ini merupakan salah satu bentuk nasionalisme yang riil. “
Panut juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kominfo serta mitra lain yang terlibat dalam gerakan ini. Ia menyebut kolaborasi tersebut sebagai modal dasar pengembangan anak muda negeri ini. “Gerakan semacam ini merupakan kegiatan nyata untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila demi pembangunan negeri agar lebih jaya dan makmur. Jadilah anak muda yang terus menyinari negeri ini,” pungkasnya.(Humas UGM/Hakam)