Selasa (5/1) Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama perwakilan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan RSUP Dr. Kariadi Semarang mengunjungi UGM Science Techno Park (STP) dan PT YPTI untuk melihat langsung cara kerja GeNose C19 serta aktivitas produksi yang dilakukan.
Ganjar mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana menerapkan penggunakan alat GeNose C19 di puskesmas dan fasilitas umum untuk meningkatkan surveillance Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah. Namun, saat ini pengadaan GeNose C19 masih terhambat ketersediaan alat. GeNose sendiri merupakan alat skrining Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM yang memiliki kemampuan mendeteksi virus Covid19 dalam tubuh manusia dalam waktu cepat, setidaknya dibutuhkan waktu kurang dari 3 menit hasil untuk dapat mengetahui hasil tes positif atau negatif Covid19. GeNose C19 secara resmi telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI (KEMENKES RI AKD 20401022883).
Menurut Ganjar, proses deteksi Covid 19 dengan GeNose C19 sangat simpel, “Saya tadi mencoba, sangat simpel hanya dengan meniup nafas, dalam waktu kurang dari 3 menit sudah keluar hasilnya,” ujarnya.
Saat ini, Provinsi Jawa Tengah sudah memesan 100 alat GeNose C19. Namun, karena keterbatasan pengadaan alat, baru dapat memesan 35 alat. Alat GeNose C19 sendiri dijual dengan harga sebesar Rp 62 juta belum termasuk pajak dan bisa digunakan berulang kali dengan menggunakan kantong napa yang bisa dibeli dengan harga Rp 15 ribu. Dengan alat ini, biaya melakukan deteksi Covid-19 diperkirakan hanya sebesar Rp 25 ribu.
“Pada kondisi pandemi seperti sekarang ini, pemerintah harusnya berpihak pada karya anak bangsa, negara harus berpihak. Keberanian pemerintah dalam memutuskan menjadi penting,” ujarnya. Ia berharap pemerintah dapat menggerakkan daerah-daerah untuk menggunakan alat ini untuk meningkatkan surveillance di tingkat daerah.
Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku ketua tim peneliti GeNose C19, menuturkan bahwa produksi GeNose C19 diutamakan kepada pemerintah serta perusahaan yang akan memanfaatkan GeNose C19 untuk melakukan deteksi kepada banyak orang. Ia tidak merekomendasikan GeNose untuk dimiliki secara pribadi, hal ini dikarenakan agar pengujian Covid 19 dengan GeNose dapat dilakukan secara maksimal kepada banyak orang. “Kita alokasikan agar dalam sehari alat ini dapat menguji 120 hingga 200 orang, kalau kita punya 10 ribu itu 2 juta orang sehari,” paparnya.
Hingga 31 Desember, alat yang sudah memperoleh paten dalam negeri ini telah dipesan sebanyak lebih dari 10 ribu alat. Ditargetkan pada bulan Januari 2021, alat ini diproduksi sebanyak 5 – 10 ribu, dan akan ditingkatkan pada Februari sesuai dengan jumlah permintaan yang masuk.
Mesikpun alat serupa telah dikembangkan di berbagai negara, GeNose 19 yang dikembangkan oleh peneliti UGM memiliki keunikan, salah satunya dalam penggunaan kantong penampung nafas yang terpisah dari alat GeNose C19 sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus. (Nabila/PUI).