Perubahan iklim dengan musim panas yang sangat panjang di berbagai wilayah di Indonesia tidak menurunkan niat para peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk tetap berinovasi dalam mengatasi berbagai kesulitan di bidang pertanian. Melalui Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), UGM tetap dapat melaksanakan Panen Raya Gamagora 7 sebagai inovasi yang digawangi oleh peneliti bidang pertanian di UGM di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Kamis (21/12).
Kegiatan yang Panen Raya Gamagora 7 bertajuk “Padi Unggul Nasional Produktivitas Tinggi Untuk mewujudkan Kedaultan Pangan Nasional” ini merupakan kerjasama pentahelix antara UGM bersama dengan PT Agri Sparta, PT Wahana Inti Makmur Tbk., Pemerintah Kabupaten Ngawi, dan Kelompok Tani Bina Sparta dan digelar di lahan mitra PT Agri Sparta seluas 1,5 Ha dengan estimasi produksi 9,6 ton. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai unsur pemerintahan Kabupaten Ngawi, UGM dan perangkat desa setempat, beserta petani Milenial dan Bina Agrisparta.
CTO PT Agrisparta Yaser Hadi Putra mengatakan bahwa padi Gamagora 7 adalah varietas terbaru yang dikembangkan oleh UGM, memiliki keunggulan adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki recovery rate yang tinggi sehingga memungkinkan padi tetap tumbuh pada kondisi tanah kurang air. Padi Gamagora 7 juga dapat dibudidayakan di agro ekosistem sawah maupun tadah hujan, dan sudah teruji tahan terhadap hama dan organisme pengganggu tanaman seperti wereng batang coklat. “Selain itu varietas Padi Gamagora 7 memiliki keunggulan dalam hasil produktivitas dengan skala lebih tinggi (>10 ton/ha) dibandingkan varietas padi lainnya (8.0 ton/ha), 20% lebih produktif serta memiliki usia produksi lebih pendek (<104 hari), sehingga dapat menambah siklus tanam. Hasil produktivitas yang tinggi ini tentunya sangat menjanjikan”, Yaser menambahkan.
Rektor UGM yang diwakili oleh Direktur Penelitian UGM Mirwan Ushada juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang sangat baik dalam melaksanakan kerjasama pentahelix ini dengan capaian yang luar biasa. “UGM sangat terbuka untuk berkolaborasi, kami memberikan ruang-ruang untuk berkolaborasi, mari bersama dalam membangun Indonesia ini. Dan inovasi ini tentunya sangat mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional”, ucapnya.
“Seiring dengan ancaman bencana kelaparan yang akhir-akhir ini diprediksi oleh para ahli diantaranya karena perubahan iklim, keterbatasan lahan, keterbatasan sumber daya air yang memadai untuk pertanian tentu sempat membuat kita khawatir akan jaminan pangan untuk kita. Temuan varietas Padi Gamagora 7 ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dan ini adalah bukti nyata UGM turut berkontribusi dalam SDGS 2 tentang zero hunger,” ungkap Taryono selaku Ketua Inventor produk ini.
Hilirisasi inovasi produk Gamagora 7 ini sendiri merupakan kegiatan dari salah satu penerima hibah Innovation Grant dari program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Techno Park (PRIME STeP) yang diinisiasi oleh Asian Development Bank (ADB) melalui Direktorat Pengembangan Usaha Universitas Gadjah Mada.
“Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Pengembangan Usaha secara proaktif akan terus mendampingi inovasi produk universitas agar dapat segera dinikmati oleh masyarakat umum, dengan dukungan internal maupun dukungan eksternal yakni oleh Asian Development Bank yang dikoordinir oleh Kemendikbudristek,” pungkas Hargo Utomo, Direktur Pengembangan Usaha UGM.