Bukalapak sebagai salah satu online marketplace terkemuka di Indonesia telah menjadi aplikasi jual beli online yang mampu menghubungkan jutaan pembeli dan pelapak di seluruh Indonesia. Melalui misinya untuk dapat memberdayakan UKM yang ada di Indonesia, Bukalapak telah memiliki sekitar 5 juta mitra Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, sehingga diharapkan dapat ikut serta membantu Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.
Didirikan pada tahun 2010 oleh Achmad Zaky yang merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dua orang rekannya, Bukalapak harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan pada masa-masa awal pengembangannya hingga dapat meraih kesuksesan saat ini. Perjuangan yang dilakukan oleh Zaky selaku founder Bukalapak pun diwarnai dengan perjuangan keras yang tak kenal lelah. Perjalanan tak mengenakkan, cerita sedih dan penolakan yang ia dapatkan justru semakin membuatnya bersemangat untuk terus mengembangkan bisnis Bukalapak.
Seiring perjalanan waktu, bisnis Bukalapak pun terus membesar hingga mendapat penambahan modal dari Batavia Incubator, perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group setelah kurang lebih setahun menjalankan operasionalnya. Pada tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu. Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures pada tahun 2014. Tidak berselang lama dari pemberitaan tersebut, pada tanggal 18 Maret 2014 Bukalapak pun meluncurkan aplikasi smartphone pada Android. Aplikasi yang dikenal dengan mobile Bukalapak tersebut diciptakan khusus untuk para penjual untuk mempermudah penjual dalam mengakses lapak dagangannya dan melakukan transaksinya melalui smartphone. Sejak pertama kali diluncurkan sampai dengan tanggal 3 Juli 2014, aplikasi tersebut telah di download oleh lebih dari 87 ribu user Bukalapak. Hal ini membuat investor asing mulai banyak melirik Bukalapak. Pada bulan Februari 2015, Bukalapak menerima pendanaan seri B dari KMK Online dibawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTEK Group) sebagai Lead Investor dalam pendanaan tersebut.
Kucuran dana Bukalapak juga terus mengalir, dari anak perusahaan Alibaba yaitu, Ant Financial senilai US$1,1 miliar pada bulan Agustus 2017. Awal tahun 2019, Bukalapak kembali mendapat pendanaan dari Investor Korea Selatan , Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund yang menyuntikkan dana senilai US$50 juta.
Melalui kerja keras, usaha pantang menyerah dan kunci sukses yang diterapkan seperti keberanian, tujuan dan pengembangan inovasi atau ide kreatif, Bukalapak saat ini mampu menempati peringkat tujuh website di Indonesia dan menjadi nomor satu diantara situs e-commerce yang ada. Bahkan pada tahun 2019, Bukalapak meraih prestasi menjadi unicorn keempat di Indonesia selain Go-jek, Traveloka, dan Tokopedia. Alhasil, Bukalapak sebagai situs e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky ini pun semakin dikenal luas secara internasional dan terus mendorong pemberdayaan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk dapat naik kelas dan berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian nasional.
Kunci kesuksesan Bukalapak nantinya agar dapat menjadi sebuah kisah inspiratif bagi masyarakat luas maupun mahasiswa yang ingin mulai membangun bisnis startupnya. Mendirikan sebuah startup adalah impian dari semua founder, namun demikian tidak semua founder bisa berhasil mewujudkan mimpinya tersebut. Tidak sedikit yang harus terpaksa menyerah dengan segala tantangan, perubahan bahkan kendala yang ada. Karena itu, penting untuk membekali diri dengan niat yang kuat, mengeksekusi dengan kerja keras, berusaha menciptakan inovasi, dan memiliki tim kerja yang solid. (PUI, Where Innovation Grows)