Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Badan Intelijen Negara (BIN) menyelenggarakan diskusi tertutup “Pengembangan Electronic-Nose (Ge-Nose)” yang dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Direktur Kerja Sama dan Alumni, Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi, serta inventor Ge-Nose, Sabtu (8/8) di Balairung Universitas Gadjah Mada.
BIN menyatakan ketertarikan untuk memberikan dukungan dan kontribusi dalam pengembangan Ge-Nose setelah mendapatkan paparan dan demo secara daring terkait dengan penggunaan Ge-Nose pada tanggal 6 Agustus 2020. Demo secara daring ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tertutup yang melibatkan Sekretaris Utama BIN, Komjen Pol Bambang Sunarwibowo dan Kepala Deputi V Bidang Intelijen Teknologi BIN, Mayjen TNI Afini Boer yang berperan langsung dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Turut hadir dalam diskusi ini tim uji klinis Ge-Nose, Ketua Komite Etik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dan BIN Wilayah Yogyakarta.
Pada diskusi Dr. Kuwat Triyana sebagai inventor menyampaikan bahwa alat ini dapat mendeteksi keberadaan virus Covid-19 dari hembusan nafas pasien. “Ge-Nose memiliki kemampuan deteksi dan visualisasi hasil analisis yang cepat untuk ditampilkan yakni 3 menit,” papar Dr. Kuwat Triyana.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Tim uji klinis Ge-Nose, dr. Dian Kesumapramudya N., Sp.A., M.Sc., Ph.D. menyampaikan urgensi dalam mewujudkan prototipe Ge-Nose dan permohonan dukungan untuk penggunaan Ge-Nose. Tim Ge-Nose membuat alat ini dengan tujuan untuk dapat membantu proses pendeteksian populasi secara masif dan cepat, mengingat kebijakan new normal atau tatanan baru untuk beradaptasi dengan Covid-19 sudah diberlakukan di Indonesia. Pandemi Covid-19 mengakibatkan tatanan ekonomi bergoncang, sehingga perlu terobosan untuk menangani Covid-19 dari segi kuratif dan preventif.
Ge-Nose merupakan sebuah terobosan preventif untuk memutus rantai penyebaran terlebih pada kasus positif yang terjadi di usia produktif dan asimtomatik. “Langkah yang akan dilakukan oleh tim baik inventor instrumen maupun uji klinik dalam waktu dekat adalah Uji Diagnostik bersama Komite Etik FKKMK UGM pada bulan September – Desember 2020,” papar dr. Dian, Sabtu (8/8).
UGM berharap pengembangan Ge-Nose yang saat ini dikawal langsung oleh UGM Science Techno Park akan berjalan dengan maksimal apabila mendapatkan dukungan regulasi dari pemerintah, terutama untuk mempercepat pengumpulan data uji diagnostik sehingga alat ini dapat segera mendapatkan nomor izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk kemudian diaplikasikan ke seluruh wilayah tanah air. (PUI, Where Innovation Grows)