Jakarta, 17 September 2025–Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam dunia riset nasional. Berdasarkan hasil seleksi Program Hilirisasi Riset Prioritas Tahun Anggaran 2025 yang diumumkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, UGM berhasil menempati peringkat ketiga dengan 48 proposal riset yang didanai. Posisi ini menempatkan UGM sejajar dengan perguruan tinggi riset terkemuka lainnya, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB) di peringkat pertama dengan 79 judul, dan Universitas Hasanuddin (UNHAS) di peringkat kedua dengan 58 judul.
Program Hilirisasi Riset 2025 dirancang untuk mempercepat transformasi hasil penelitian perguruan tinggi agar tidak berhenti di laboratorium, melainkan bisa diadopsi industri dan menghadirkan solusi nyata di masyarakat. Terdapat tiga skema utama dalam program ini, yaitu Ajakan Industri yang diarahkan untuk menjawab kebutuhan nyata industri, Dorongan Teknologi sebagai hilirisasi hasil riset unggulan perguruan tinggi, serta Sinergi yang mendorong kolaborasi multipihak berbasis transfer teknologi terintegrasi. Dari total 1.445 proposal yang masuk, tercatat 376 berasal dari skema Ajakan Industri, 380 dari Dorongan Teknologi, dan 689 dari Sinergi. Pemerintah kemudian menyalurkan pendanaan hingga Rp176,9 miliar, di luar kontribusi in-cash maupun in-kind dari mitra industri.
Dominasi perguruan tinggi negeri terlihat jelas dalam hasil seleksi ini, dengan kontribusi sebesar 81% dari total proposal didanai, sementara perguruan tinggi swasta menyumbang 19%. Dari sisi klaster, mayoritas berasal dari klaster Mandiri sebesar 78,3%, disusul klaster Utama 17,5%, dan Madya 3,1%. Data ini menandakan kapasitas riset perguruan tinggi nasional, khususnya yang berada di klaster Mandiri seperti UGM, semakin kuat dan berdaya saing.
Jika ditinjau dari bidang riset, terdapat tiga topik prioritas yang paling banyak diusulkan secara nasional, yaitu bidang elektronik dan digital dengan 213 judul, makanan dan minuman dengan 94 judul, serta agro (sawit, karet, kelapa, kakao) dengan 76 judul. Data ini memperlihatkan arah prioritas riset nasional yang berfokus pada sektor strategis dan berpengaruh langsung terhadap perekonomian Indonesia. Bidang elektronik dan digital menjadi yang paling dominan, sejalan dengan tren transformasi teknologi berbasis AI, IoT, dan semikonduktor. Sementara itu, riset pada sektor makanan dan minuman, serta agro, menegaskan pentingnya kemandirian pangan dan hilirisasi komoditas unggulan dalam menjaga ketahanan ekonomi. UGM sendiri aktif mengajukan riset pada bidang-bidang tersebut, sehingga capaian peringkat ketiga ini mencerminkan keselarasan fokus riset UGM dengan arah kebijakan nasional.
Capaian ini juga tidak lepas dari keterlibatan luas mitra industri, baik BUMN seperti PLN, Pindad, Krakatau Steel, KAI, INKA, hingga DAMRI, maupun perusahaan swasta dan startup teknologi. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses validasi produk riset, scale-up, hingga tahap komersialisasi. Momentum penting semakin ditegaskan melalui penandatanganan kontrak Program Hilirisasi Riset Prioritas 2025 oleh perguruan tinggi penerima pendanaan, termasuk UGM, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Dengan capaian ini, UGM tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai universitas riset unggulan, tetapi juga mempertegas kontribusinya dalam menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Program Hilirisasi Riset 2025 diharapkan menjadi katalis bagi lahirnya produk-produk riset yang berdaya saing global, mendukung agenda pembangunan nasional, serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).