Jumlah pasien Covid-19 di Indonesia kian hari kian bertambah. Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk penanganan, di antaranya dengan rapid test dan swab test. Namun, rapid test tidak dapat digunakan untuk penekanan diagnosis Covid-19 karena hanya untuk pemeriksaan awal saja.
Oleh sebab itu, tinggal swab test yang memiliki akurasi dan efektifitas dalam mendiagnosis Covid-19. Masalah selanjutnya muncul terkait dengan biaya swab test yang tergolong mahal. Lalu, adakah inovasi baru sebagai solusi penanganan Covid-19 tersebut?
Ada alat ajaib dari UGM! Ya, GAMA e-Nose (GeNose) namanya. Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi dan mendiagnosis Covid-19 hanya melalui hembusan nafas seseorang. Kok bisa, ya? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini!
GeNose merupakan electronic nose yang tersusun atas 4 bagian, yaitu (1) sistem sampling, (2) sistem larik sensor gas, (3) sistem akuisisi data dan (4) sistem pengenal pola. Cara kerja alat tersebut sama dengan hidung manusia, yaitu harus dilatih dan diuji. Setelah sekitar 2-5 menit dalam wadah terisolasi, sistem sampling akan mengalirkan Volatile Organic Compound (VOC) sampel ke dalam sistem larik sensor gas yang selanjutnya akan direspon oleh kedelapan sensor tersebut secara paralel dengan tahapan mulai dari penstabilan sensor (baseline), proses merespon VOC sampel (sensing), hingga pembersihan ruang sensor (saturasi dan purging).
Sistem aplikasi GeNose terhubung dengan sistem cloud computering sehingga hasil diagnosis yang didapatkan dalam bentuk real time. Meskipun sebelumnya telah disebutkan bahwa cara kerja GeNose secara paralel, namun proses diagnosis yang dilalui tersentral sehingga menjamin terjaganya validitas data bahkan untuk semua alat yang terkoneksi. Lalu, untuk apa data tersebut? Tentunya, data yang telah terkumpul di sistem akan dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan, hingga pemantauan penyebaran Covid-19 secara aktual. Hebat, bukan?
Menariknya lagi, GeNose didesain secara praktis sehingga dapat dioperasikan secara mandiri dan efisien oleh seseorang. Pengerjaan GeNose digawangi oleh Dr. Kuwat Triyana (Fakultas MIPA) dan dikembangkan bersama dengan PT Swayasa Parkarsa di bawah dukungan UGM Science Techno Park. Dengan pesiapan yang telah matang, diharapkan GeNose dapat segera dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia hingga dunia. (Syapna/PUI).
Sumber: ugm.ac.id.